TUGAS INDIVIDU DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KEPADA IBU NIFAS
DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER
KARENA SISA PLASENTA
Disusun Oleh:
KORI DWI HARTINI
NIM.06.242.067
POLITEKNIK DEPARTEMEN KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2008
LANDASAN TEORI
POST PARTUM HEMORAGI PRIMER KARENA SISA PLASENTA
A. DEFINISI
Definisi perdarahan post partum menurut buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr. Rustam Mochtar yaitu perdarahan yang terjadi lebiuh dari 500-600 ml dalam zasa 24 jam pertama setelah anak lahir.
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :
- Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorage)
Ialah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah anak lahir.
- Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorage)
Ialah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 hari postpartum.
Perdarahan postaprtum merupakan penyebab perdarahan bidang obstetrik yang paling sering. Sebagai penyebab langsung kematian maternal, perdarahan psotpartum merupakan ¼ penyebab kematian akibat perdarahan.
B. ETIOLOGI
Menurut buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr. Rustam Mochtar, hal-hal yang menyebabkan perdarahan post aprtum adalah :
1). Atonia uteri;2). Perlukaan jalan lahir;3). Terlepasnya sebagaian plasenta dari uterus;4). Tertinggalnya sebagian plasenta umpamanya kotiledon atau plasenta suksentriata.
Berdasarkan penyebabnya diperoleh sebaran sebagai berikut :
1) Atonia uteri 50 % - 60 %
2) Retensio plasenta 16 % - 17 %
3) Sisa plasenta 23 % - 24%
4) Laserasi jalan lahir 4 % - 5%
5) Kelainan darah 0,5 % - 0,8%
Plasenta suksentriata menurut WHO dalam Modul Hemoragi Postpartum ialah lobus yang tambahan dari jaringan plasenta yang terletak dalam selaput ketuban kantung janin dengan pembuluh darah yang menuju plasenta utama.
Belahan seperti itu kemungkinan akan tertinggal dalam uterus setelah kelahiran plasenta utama dan dapat meningkatkan resiko perdarahan yang parah. Jika ada lubang pada selaput ketuban dengan pembuluh darah berada di dalamnya, maka bidan akan mengetahui bahwa ada potongan lobus ekstra, bukan kepingan selaput ketuban yang tertinggal.
Bagan.Identifikasi masalah hemoragi postaprtum primer menurut buku Modul Hemoragi Postpartum safe Motherhood,EGC.
C. DIAGNOSIS
Pada tiap-tiap perdarahan postpartum harus dicari apa penyebabnya. Secara ringkas membuat diagnosis adalah seperti bagan berikut :
Sumber. buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr. Rustam Mochtar.
D. KEADAAN YANG MENAMBAH RISIKO TERJADINYA PERDARAHAN POSTAPRTUM
Keadaan umum yang menambah risiko terjadinya perdarahan postpartum menurut buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr. Rustam Mochtar ialah :
1). Regangan uterus yang berlebihan
Misalnya pada hydramnion dan kehamilan ganda.
2). Keadaan umum yang lemah, misalnya anemia.
3). Partus lama atau persalinan sulit (distosia)
4). Riwayat persalinan dengan perdarahan postpartum.
E. PRINSIP-PRINSIP PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POSTAPRTUM
Prinsip-prisnip penatalaksanaan PPH menurut WHO dalam Modul Hemoragi Postpartum yakni :
1). Kecepatan
2). Keterampilan
3). Prioritas.
F. TUJUAN PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POSTPARTUM
Tujuan penatalaksanaan perdarahan postpartum menurut WHO dalam Modul Hemoragi Postpartum ialah untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan maternal.
G. PRIORITAS & PENATALAKSANAAN PERARAHAN POSTPARTUM
Prioritas & penatalaksanaan perarahan postpartum menurut buku Modul Hemorragi Postpartum ialah :
1). Tentukan diagnosa
2). Agar perdarahan berhenti, uterus harus dibuat berkontraksi dengan masase uterus dan keluarkan bekuan darah.
3). Kosongkan kandung kemih ibu jika kandung kemih ibu penuuh, karena kandung kemih yang penuh dapat mengurangi kontraksi uterus.
4). Kaji kondisi pasien(denyut nadi, tekanan darah, warna kulit, kesadaran, tonus, uterus) dan perkirakan banyaknya darah yang keluar.
5). Perbaiki keadaan umum dengan memasang infus menggunakan cairan normal salin atau natrium laktat karena cairan tersebut dapat diberikan dengan cepat, maka volume, tekanan dan sirkulasi darah dapat pertahankan.
6). Ambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin, golongand arah dan pencocokan silang.
7). Pada kasus syok parah, gunakan plasma ekspander atau transfusi darah yang tersedia.
Keuntungan menggunakan plasma ekspander dibandingkan cairan IV lainnya adalah :
1. Plasma ekspander tetap berada dalam pembuluh darah (cairan lain dapat meresap ke jaringan)
2. Cairan ini menarik cairan lain dari jaringan ke pembuluh darah.
8). Kuretase oleh Dokter
9). Pemberian uterotonik.
10). Jika ada indikasi bahwa mungkin terjadi infeksi yang diikuti dengan demam, menggigil, rabas vagina berbau busuk, segera berikan antibiotika spectrum luas :
Benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap 6 jam +gentamisin 100 mg stat IM, kemudian 80 mg tiap 8 jam+metronidazol 400 atau 500mg secara oral setiap 8 jam.
Atau –
Ampisilin 1 g IV diikuti 500 mg secara IM setiap 6 jam+metronidazol 400 mg atau 500 mg secara oral setiap 8 jam
Atau –
Benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU tiap 6 jam+gentamisin 100 mg stat IM lalu 80 gr tiap 6 jam.
Atau –
Benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU tiap 6 jam+kloramfenikol 500 mg secara IV tiap 6 jam.
11). Jangan pernah meninggalkan pasien sendiri sampai :
1. Perdarahan telah terkendali
2. Kondisi umum lainnya bagus.
H. PEMERIKSAAN
1). Tenaga profesional perawat kesehatan yang terlatih akan :
1. Menelusuri uterus dengan lembut
2. Mengeluarkan sisa plasenta pada uterus.
2). Pantau kondisi pasien secara seksama selama 24-48 jam, meliputi :
1. Memeriksa bahwa uterus kenyal & berkontraksi dengan baik
2. Darah yang hilang, suhu, denyut nadi & tekanan darah
3. Kondisi umum (misalnya; kepucatan, tingkat kesadaran)
4. Asupan cairan & haluaran urine
5. Melakukan pencatatan yang akurat.
3). Sediakan asuhan keperawatan yangbaik, antara lain :
1. Kenyamanan fisik & hygiene
2. Dukungan emosional
3. Melakukan instruksi medis
4. Melaporkan tiap perubahn pada dokter.
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGIS
DENGAN
PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER KARENA SISA PLASENTA
TERHADAP Ny. X DI RSU A.YANI METRO
TAHUN 2006
I PENGUMPULAN DATA DASAR
A. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. Hanifa Nama Suami : Tn. Hasan
Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Jl.Raya Timur 27, Alamat : Jl.Raya Timur 27,
Karang Rejo 26 Karang Rejo 26
Metro selatan. Metro Selatan.
B. ANAMNESA
Tanggal 13 November 2006 Pukul 15.00 WIB.
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan darah segar pervaginam yang banyak sampai berkali-kali ganti doek setelah 1 hari psotaprtum.
2. Riwayat Persalinan
Anak lahir tanggal : 12 November 2006 Pkl. 20.00 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
BB/PB : 3100gram/50cm
Jenis persalinan : Spontan
Penyulit saat melahirkan: tidak ada
Plasenta : lahir spontan Pkl.20.15 WIB
Berat plasenta 500 gram
Keadaan plasenta tidak lengkap.
Jumlah perdarahan :
Kala I : 50cc blood slym
Kala II : 150cc
Kala III : 150cc
Kala IV : 150cc
500cc
Lama persalinan :
Kala I : 11 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam
13 jam 50 menit
3. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular atau penyakit keturunan. Kebiasaan keluarga berobat ke Psukesmas daan tenaga kesehatan.
4. Keadaan Psikososial
Ibu mengatakan senang dan bahagia dengan kelahiran bayi pertamanya, begitupula dengan suami dan keluarganya.
5. Pola Kehidupan Sehari-hari
a. Nutrisi
1. Sebelum melahirkan :
Makan 2 kali sehari dengan porsi sedang, minum 6-8 gelas perhari.
2. Sesudah melahirkan :
Makan 2 kali sehari porsi sedikit, minum 4-6 gelas perhari.
b. Eliminasi
BAB:
1. Sebelum
Ibu mengatakan bahwa sebelum hamil ia BAB 1 kali sehari.
2. Sesudah
Ibu mengatakan sesudah melahirkan ia baru 1 kali BAB.
BAK:
1. Sebelum
Ibu mengatakan sebelum hamil ia biasa BAK 5-6 kali sehari.
2. Sesudah
Ibu mengatakan setelah melahirkan ia hanya BAK 4 kali sehari.
c. Istirahat tidur
1. Sebelum
Ibu mengatakan sebelum hamil tidur malam antara 7-8 jam sehari.
2. Sesudah
Ibu mengatakan sesudah melahirkan ia agak susah tidur, hanya 6 jam sehari.
d. Personal hygiene
1. Sebelum
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, dan menggosok gigi.
2. Sesudah
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari dan membersihkan perineum.
e. Aktifitas
1. Sebelum
Sebelum hamil ibu biasa melakukan aktifitas/kegiatan rumah tangga sendiri tanpa bantuan orang lain.
2. Sesudah
Sesudah melahirkan ibu hanya bisa berjalan pelan-pelandan dibantu.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 90/70 mmHg
b. Pernafasan : 20x/menit
c. Nadi : 80x/menit
d. temperatur : 37,5oC
3. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : kusam, kotor dan sedikit ada ketombe
b. Wajah/muka : Inspeksi;wajah pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
c. Mata : Conjungtiva agak pucat, fungsi penglihatan baik, simetris kanan-kiri, tidak ada oedema pada kelopak mata.
d. Telinga : Bersih, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik.
e. Hidung : Tidak ada polip, simetris, fungsi penciuman baik.
f. Mulut : Bibir pecah-pecah dan kering, lidah sedikit kotor, gigi tidak ada karies, fungsi pengecapan baik.
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
h. Dada : simetris kanan-kiri, puting susu menonjol, terdapat hyperpigmentasi pada aerola, colostrum sudah keluar sedikit, tidak ada benjolan.
i. Abdomen : TFU 1 jari atas pusat, kontraksi uterus lemah, konsistensi lembek, keadaan bersih dan tidak ada strie.
j. Ekstremitas :
1. Atas : sedikit tremor, ujung jari-jari tangan agak dingin dan pucat.
2. Bawah: Terasa dingin, simetris kanan-kiri, fungsi pergerakan baik, tidak ada cacat, tidak ada oedema, refleks patela positif.
k. Genitalia : Tampak adanya hecting perineum, vulva merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, pegeluaran pervaginam darah encer, anus tidak hemoroid.
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb : 9,5gr%.
II INTERPRETASI DATA DASAR
A. DIAGNOSA
Ibu P1A0 postpartum akibat perdarahan karena sisa plasenta.
Dasar:
DS:
1. Ibu mengatakan banyak mengeluarkan darah encer dari vagina
2. Ibu mengatakan ini adalah persalinan yang pertama
3. Ibu mengatakan ganti doek 2 jam sekali.
DO:
1. Keadaan umum ibu lemah
2. Konjungtiva pucat
3. TFU 1 jari di atas pusat
4. Plasenta lahir tidak lengkap
5. Hb 9,5gr%
6. Pengeluaran darah encer lebih dari 500 cc
7. TTV; TD 90/70mmHg;RR 20x/mnt;Nadi 80x/mnt;Temperatur 37,5oC
8. Konsistensi uterus lemah, konsistensi lembek.
B. MASALAH
1. Gangguan rasa nyaman
Dasar
DS:
1. Ibu mengatakan keluar darah terus dari vaginanya
2. Ibu mengatakan ganti doek tiap 2 jam sekali.
DO:
Ibu terlihat merasa tidak nyaman dengan kondisinya saat ini.
2. Gangguan pola aktifitas
Dasar
DS:
Ibu mengatakan tidak bisa melakukan aktifitas sendiri karena kondisi yang lemah.
DO:
Keadaan umum ibu lemah, ibu dibantu ketika berjalan.
3. Gangguan pemenuhan cairan & nutrisi
Dasar
DS:
Ibu mengatakan setelah emlahirkan makan hanya 2 kali sehari dengan porsi yang sedikit dan minum hanya 4-6 gelas sehari.
DO:
Keadaan umum ibu lemah, ibu pucat dan bibir pecah-pecah.
C. KEBUTUHAN
1. Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar
DS:
1. Ibu mengatakan badannya lemas
2. Ibu mengatakan makan 2 kali sehari dengan porsi sedikit
3. Ibu mengatakan hanya minum 4-6 gelas sehari.
DO:
1. TD 90/70mmHg
2. Keadaan umum ibu lemah
3. Konjungtiva pucat
4. Pengeluaran darah pervaginam lebih dari 500cc.
2. Pengeluaran sisa plasenta dan kureatse
Dasar
DS:
1. Ibu mengatakan mengeluarkan darah encer dari vagina
2. Ibu mengatakan gantu doek tiap 2 jam sekali.
DO:
1. Plasenta lahir tidak lengkap
2. Pengeluaran berupa loche rubra sebanyak 500cc.
III IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadinya syok hemoragi dan anemia berat
Dasar
DS:
1. Ibu mengatakan mengeluarkan darah encer dari vagina
2. Ibu mengatakan badannya lemas.
DO:
1. Keadaan umum ibu lemah
2. TD 90/70mmHg
3. Hb 9,5gr%
4. Perdarahan lebih dari 500cc.
IV TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan infus dan transfusi darah.
2. Tindakan kuretase oleh tenaga profesional/dokter.
V PERENCANAAN/ INTERVENSI
1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
a. Jelaskan bahwa ibu sedang mengalami perdarahan setelah bersalin.
b. Berikan dukungan emosional agar ibu dan keluarga tidak cemas.
2. Kolaborasi dengan dokter untuk :
a. Pemberian infus dan transfusi
b. Terapi obat-obatan
c. Tindakan kuretase.
3. Lakukan persiapan kuretase :
a. Persiapan pasien
b. Persiapan alat.
4. Anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya
a. Anjurkan ibu untuk makan makanan bergizi
b. Jelaskan pada ibu pentingnya nutrisi bagi ibu yang baru melahirkan.
5. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
a. Jelaskan pada ibu pentingnya personal hygiene
b. Anjurkan ibu teknik vulva hygiene.
6. Anjurkan ibu untuk melakukan postnatal breastcare
a. Anjurkan ibu postnatal breastcare
b. Jelaskan manfaat postnatal breastcare.
VI IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu bahwa plasenta yang lahir tidak lengkap dan bila dibiarkan akan menimbulkan perdarahan yang tersu-menerus dan berbahaya bagi ibu, sehingga diharapkan ibu mau bekerjasama dalams etiap tindakan yang akan dilakukan.
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter
a. Memasang infus pada pasien Ringer Laktat 30tetes/menit dan rencana transfusi II Kolf.
b. Terapi obat dari dokter
c. Tindakan kuretase
1. Persiapan alat
Tenakulum, klem ovum (Forster/Fenster Clamp) lurus & lengkung, 1 set sendok kuret, 1 penala kavum uteri(sonde uterus), 2 spekulum Sim’s atau L, 1 kateter karet.
2. Persiapan pasien
Beritahu pasien akan dilakukan tindakan kuret.
3. Langkah kerja
a. Pasien dalam posisi litotomi
b. Suntikkan valium 10mg dan atropin sulfat 0,25mg IV
c. Tindakan antisepsis genitalia eksterna, vagina dan serviks.
d. Kosongkan kandung kemih
e. Pasang spekulum vagina, selanjutnya serviks dipresentasikan dengan tenakulum menjepit dindoing depan portio pada jam 12. angkat spekulum depan dan spekulum belakang dipegang oleh seseorang asisten.
f. Memasukkan sonde tumpul secara sistemis menurut putaran jarum jam. Usahakan seluruh kavum uteri dikerok.
g. Setelah diyakini tidak ada perdarahan, tindakan dihentikan. Awasi tanda vital 15-30 menit pasca tindakan.
3. Menjelaskan pada ibu pentingnya nutrisi makanan sehat terutama sayu-sayuran yang berwarna hijau, protein (daging dan ikan), untuk pemulihan kondisi ibu dan bayi dengan produksi ASI yang dihasilkan maka nurisi bayi akan terpenuhi.
4. Menjelaskan pada ibu pentingnya personal hygiene untuk mencegah terjadinya infeksi dan penyakit.
5. Mengajarkan pada ibu melakukan vulva hygiene dengan cara :
a. Menggunakan 5 kapas sublimat
b. 2 kapas untuk membersihkan bibir kemaluan besar masing-masing kanan-kiri.
c. 2 kapas untuk membersihkan bibir kemaluan kecil masing-masing kanan-kiri.
d. 1 kapas untuk membersihkan keseluruhan daria ats sampai bawah.
6. Mengajarkan ibu post natal breastcare dengan massase pada payduara dan kompres panas dingin pada daerah payudara, diharapkan ASI akan keluar dengan lancar.
VII EVALUASI
1. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini dan mau melakukan kerjasama dalam setiap tindakan yang dilakukan, pemasangan infus dan tindakan kuretase.
2. Keluarga mendukung tindakan yang dilakukan dan mau membantu serta bekerjasama dalam merawat dan mengawasi keadaan ibu.
3. Infus RL sudah terpasang dengan jumlah tetesan 30 tetes/menit.
4. Bidan sudah melakukan kolaborasi dengan dokter.
5. keadaan umum ibu masih lemah.
6. Ibu dan keluarga mengerti tentang kebutuhan gizi untuk pemulihan kesehatan dan berjanji akan mengatur pola makan dengan menu yang seimbang agar ibu lekas sembuh.
7. TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi baik.
8. Ibu psot curetase, sisa plassenta sudah lahir lengkap.
9. Ibu masih takut untuk bergerak.
CATATAN PERKEMBANGAN
1. Tanggal 14 November 2006 Pkl. 08.00 WIB. Ibu post curetase hari pertama setelah persalinan.
S :
a. Ibu mengatakan mulas pada perutnya
b. Ibu mengatakan darah yang keluar dari kemaluannya seperti menstruasi biasa
c. Ibu mengatakan badannya masih lemas
d. Ibu mengatakan takut turun dari tempat tidur karena takut jahitannya lepas.
e. Ibu mengatakan air susunya sudah mulai keluar dan mau menyusui bayi.
O :
a. Keadaan umum ibu agak lemah
b. TTV: TD 100/90mmHg;pols 80x/menit;RR 24x/menit;suhu 36,7oC.
c. TFU 1 jari bawah pusat
d. Luka jahitan perineum basah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar