Sabtu, 21 Mei 2011

WASIAT RASULULLAH SAW PADA KAUM PEMUDA

Tentang : Ajuran Menikah
SUMBER:
PENULIS FITRIANI. GS
JUDUL BUKUNYA “WASIAT RASULULLAH KEPADA PARA SHAHABAT”
penerbit PUSTAKA INDONESIA jakarta


Wahai para pemuda!, barang siapa di antara kalian yang sudah mampu menunaikan kewajiban nikah maka nikahlah. Sebab sesungguhnya nikah itu bisa memejamkan mata, lebih bisa memelihara farji (dari perzibaab dan perbuatan tercela lainnya). Dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaknya berpuasa, karena berpuasa dapat menekan nafsu syahwat.

Penjelasan:
Mengapa Rasulullah berwasiat demikian? Sebab orang yang mampu menikah tidak segera menikah dikhawatirkan ia akan mudah tergoda oleh bujuk rayuan setan untuk melakukan perbuatan nista, yaitu zina. Menikah setidak-tidaknya membuat sepasang manusia mempunyai tempat yang halal dalam menyalurkan kebutuhan sexualnya, dapat menundukkan pandangannya dari melihat wanita yang bukan mukhrimnya, dapat menenangkan batinnya dan juga menjaga farjinya (alat kelaminnya) dari perzinaan.
Selain itu menikah merupakan sarana yang paling baik unntuk mengembangkan keturunan, menjaga kemuliaan nasabnya(keturunannya), sebab anak yang dilahirkan dari perzinaan itu terputus nasabnya (Qathun nasab), ia hanya bernasab kepada ibunya.
Qurthubiy berkata dalam bab Nikah ketika ia menguraikan kitab nikahnya Imam Muslim: keterangan menunjukan tentang keutamaan menikah terdapat dalam beberapa hadits, sedangkan hadits yang mengutamakan nikah itu ada dua pendapat. Salah satu memberikan alasannya sebagai berikut:
Dengan menikah seseorang lelaki mendapatkan wanita yang bisa menolong agamanya dan dunianya, bisa mengurangi beban dan mengasihi anak.


Rasulullah SAW bersabda : “Nikahkanlah anak lelaki dengan anak wanitamu. Lalu beliau bertanya : Ya Rasulullah, ini ada anak lelakiku yang telah aku nikahkan, maka bagaimana dengan anak wanitaku?. Beliau lantas bersabda : Hiasilah anak wanitamu dengan emas dan perak, percantiklah dia dengan pakaian bagus, dan berlaku baiklah terhadapnya dengan pemberian supaya banyak lelaki senang dengannya.
Mua’adz bin jabal ra berkata : Shalatnya orang yang sudah menikah itu lebih utama dibandingkan 40 rakaat dari shallatnya orang yang membujang,
Berkatalah Abdullah bin Abbas ra :
Menikahlah kalian, sesungguhnya sesungguhnya sehari bersama istri itu lebih baik dibandingkan ibadah seribu tahun.
Rasulullah SAW bersabda kepada seorang bujangan : Menikahlah kamu, sesungguhnya sebaik-baik umat itu adalah yang lebih banyak wanitanya.
Abdullah bin Masud ra berkata sewaktu sakit thaun : Nikahkanlah diriku, sebab aku sangat benci apabila bertemu Allah dalam keadaan membujang.
Sufyan Ats-Tsauri bertanya kepada seseorang : Apakah kamu sudah menikah ?. Lelaki itu menjawab : belum. Sufyan lantas berkata : Aku tidak mengerti apakah dirimu itu termasuk orang yang sehat atau tidak?.
Diriwayatkan, bahwa ada sebagian orang ahli ibadah senang bila dirinya mati berada di dekat istrinya. Hal ini untuk menunjukan bahwa dirinya telah menikah.
Sebagaimana ulama berkata : Aku bermimpi dalam tidurku sesudah satu jum'ah dari kematian sang istri, aku melihatnya dalam tidurku pintu-pintu langit terbuka, lalu turunlah beberapa lelaki dari langit. Mereka terus berjalan di udara, sebagai bagian yang lain. Kemudian ada salah seorang dari mereka turun kepadaku, lalu orang yang ada dibelakangnya berkata : “ini adalah orang-orang yang diburukkan. Orang yang  ketiga mengatakan demikian pula, termasuk apa yang dikatakan orang keempat : Benar, dua termasuk orang yang diburukkan. Sampai mereka semua lewat dihadapanku. Aku takut bertanya kepada mereka tentang orang yang diburukkan itu. Kemudian ada seorang anak lewat lantas bertanya kepadanya : Wahai Ghulam, siapa yang dimaksud orang yang diburukkan itu ?. Ghulam menjawab : yang dimaksud oleh mereka tentang orang yang diburukkan itu adalah kamu. Aku kemudian bertanya : kenapa aku dikatakan sebagai orang yang diburukkan ?. Ghulam menjawab : Kami adalah orang yang mrngangkat amal kebajikanmu yang besarnya seperti amalnya orang yang jihad dijalan Allah. Sejak satu Jum’at ii kami diperintahkan untuk meletakkan amalmu bersama orang-orang yang ada di belakang, maka kami tidak mengerti apa yang harus kamu perbaiki.
Sebagian Ahli ibadah berkata kepada temannya : Nikahkanlah diriku!, sehingga Ahli ilmi tadi mati dengan meninggalkan dia atau tiga orang istri.

PERLU DIPERHATIKAN
Pada zaman sekarang ini, aku selalu memohon perlindungan kepada Allah supaya dijauhkan dari godaan setan dan wanita. Demi Allah, tiada Tuhan selain Allah, telah datang masa sunyi dari wanita lebih-lebih pada saat menyendiri tetapi sudah aku tentukan cara untuk menghindari godaan wanita. Tiada cara dan kekuatan kecuali dengan Allah.
Tentang kesepiannya seorang lelaki yang tidak beristri telah dijelaskan dalam kirab Awariful Ma'arif. Imam Sahrawardi meneranglan hadits yang dating Abdullah bin Masâ'ud ra. Ia berkata : Rasulullah pernah bersabda: Akan dating pada manusia zaman dimana orang memiliki agama tidak bisa menyelamatkan agamanya, kecuali orang yang melarikan diri dari desa. Mulai dari satu puncak gunung ke puncak gunung yang lain, dari satu lubang sarang sampai lubang sarang yang lain, seperti garangan yang berjalanâ.
Para sahabat lantas bertanya :  Ya Rasulullah, kapan zaman itu terjadi?beliau menjawab :  Ketika tidak diperoleh nafkah kehidupan, kecuali dengan melalui kema'shiyatan kepada Allah. Ketika zaman itu terjadi maka banyak orang yang membujang.
Lalu para sahabat bertanya : Bagaimana itu bisa terjadi, ya Rasulullah, padahal engkau telah memerintahkan untuk menikah?. Beliau menjawab :  pada zaman itu kerusakan seorang lelaki berada dalam kekuasaan orang tuanya, jika dia sudah tidak mempunyai orang tua,maka kerusakan dirinya berada di tangan istri dan anaknya. Jika ia tidak mempunyai istri dan anak, maka kerusakan dirinya berada ditangan kerabatnya.
Kemudian para sahabat bertanya : Bagaimana hal itu bisa terjadi ya Rasulullah?. Beliau menjawab :  sebab keduanya orang tuanya, istri dan anaknya, serta kerabatnya. Semua mencela dirinya karena kesulitan ekonominya. Akhirnya ia terbebani oleh sesuatu yang tidak mampu untuk melaksanakannya, sehingga mereka mendorong dirinya untuk melakukan kema'shiyatan.
Didalam kitab yang sama ada keterangan yang bersumber dari suatu hadits : Akan datang ada manusia suatu zaman dimana pada zaman itu kerusakan seorang lelaki disebabkan oleh istrinya, kedua orang tuanya dan anak-anaknya. Mereka semua mencela dirinya, sebab kefakirannya, lalu ia terjerumus dalam lembah hitam yang bisa menghilangkan agamanya, akhirnya dia sebagai orang yang rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar