Sabtu, 11 Juni 2011

TUGAS DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA NIFAS DENGAN POSPARTUM HAEMORAGIC SEKUNDER KARENA ROBEKAN VAGINA BAGIAN DALAM



TUGAS DOKUMENTASI

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA NIFAS DENGAN POSPARTUM HAEMORAGIC SEKUNDER KARENA ROBEKAN VAGINA BAGIAN DALAM




Disusun Oleh :

RAGIL LESTARI
NIM. 06.242.084

II.B






 















POLITEKNIK KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2008

POSTPARTUM NAEMORAGIC SEKUNDER


Pengertian
Menurut “Prof.Dr.Rustam Muchtar.MPN” perdarahan postpartum sekunder  terjadi setelah 24 jam,biasanya antara hari ke5 sampai 15 postpartum.

Penyebab
Penyebab utama perdarahan postpartum sekunder adalah :
1.      Robekan jalan lahir
a.       Robekan vagina
b.      Robekan perineum
c.       Robekan serviks
d.      Robekan uterus (Ruptura uteri)
2.      Sisa plasenta atau membran

Penatalaksanaan PPH Sekunder
1.      Masukan ibu kerumah sakit sebagai salah satu kasus kedaruratan
2.      Percepat kontraksi dengan cara melakukan masase pada uterus jika uterus masih dapat teraba
3.      Kaji kondisi ibu dan jika pada daerah yang terpencil,mulailah penatalaksanaan sebelum pemindahan,jika memungkinkan
4.      Berikan oksitosin 10 IU IV atau ergometrin 0,5 mg IV. Berikan secara IM jika IV tidak tersedia
5.      Ambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin, golongan darah dan pencocokan silang
6.      Pasang infus IV. Gunakan normal salin atau natrium laktat terlebih dahulu. Jika ibu mengalami syok, alirkan dengan cepat (1 Liter dalam 15 menit) sampai kondisi ibu stabil
7.      Jika terjadi pendarahan yang lebih, tambahkan 40 IU oksitosin perliter pada infus IV dan alirkan sebanyak 40 tetes permenit
8.      Pada kasus syok yang parah, gunakan plasma ekspander atau tranfunsi darah jika tersedia
9.      Mulai berikan antibiotik berspektrum luas dengan dosis tinggi
a.       Benzilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap enam jam + gentamisin 100 mg stat IM, kemudian 80 mg setiap 8 jam + metronidazol 400 atau 500 mg secara oral setiap 8 jam
b.      Atau ampisilin 1 gr IV diikuti 500 mg secara IM setiap 6 jam + metronidazol 400 atau 500 mg secara oralsetiap 8 jam
c.       Atau bezilpenisilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap 6 jam + gentamisin 100 mg stat IM lalu 80 mg setiap 8 jam
d.      Atau benzilpensilin 5 juta IU IV kemudian 2 juta IU setiap 6 jam + kloramfenikol 500 mg secara IU setiap 6 jam
(Dikutip dari : Safe Motherhood, 2001, Modul Hemoragi Postpartum, Materi Pendidikan Kebidanan / WHO, Jakarta: EGC )

Robekan Vagina
Robekan vagina yang hanya mengenai vagina pertiga-tengah dan atas, tampa disertai laserasi perineumdan serviks lebih jarang terjadi. Biasanya robekan terjadi pada :
a. Vagina bagian atas
b. Vagina bagian dalam / robekan farniks (kolporeksis)

Penyebab Robekan Vagina
1.      Persalinan lama atau macet : apabila serviks terjepit diantara kepala bayi dan simpisis pubis, sisi anterior dapat membengkak, tidak teregang dengan baik, dan kemungkinan akan ruptur
2.      Kelahiran yang mengunakan forsep atau ekstraksi vakum
3.      Persalianan presipitatus / persalinan terlalu cepat (secara spontan atau distimulasi dengan oksitosik)
4.      Trauma waktu manipulasi / eksplorasi jalan lahir (misalnya waktu mengeluarkan plasenta secara manual)
(Dikutip dari : Safe Motherhood, 2001, Modul Hemoragi Postpartum, Materi Pendidikan Kebidanan / WHO, Jakarta : EGC )

a.      Robekan vagina bagian atas
Robekan vagina bagian atas ialah apabila robekan terjadi pada dua pertiga bagian atas vagina.
Penatalaksanaan Robekan Vagina bagian atas :
1.      Bantu ibu untuk berbaring terlentang dengan lutut menekuk
2.      Bersihkan perineum, vulva dan vagina dengan larutan antiseptik
3.      Gosok tangan dan gunakan sarung tangan steril jika tersedia
4.      Pampang robekan pada vagina
5.      Setelah menginfiltrasi dengan anestasi lokal, jahit robekan dengan jahitan kontinu atau jahitan terputus. Lakukan penjahitan jaringan robekan terdalam, bukan hanya pada garis robekan vagina karena robekan pada vagina sering kali disertai dengan luka pada jaringan dibawahnya. Jika robekan terjadi pada sepertiga bagian atas vagian maka berhati-hatilah karena ureter terletak 1,5 cm di atas foniks lateral vagina. Hindari tusukan jarum yang terlalu dalam pada bagian ini
6.      Gunakan pembalut steril pada perineum
( Dikutip dari : Safe Motherhood, 2001, Modul Henoragi Postpartum, Materi Pendidikan Kebidanan / WHO, Jakarta : EGC )

b.      Robekan vagia bagian dalam / Robekan forniks (kolporeksis)
Robekan vagina bagian dalam adalah suatu keadaan dimana terjadi robekan pada bagian atas atau dalam vagina (Regiofornices) sehingga sebagai serviks uteri dan mungkin sebagian uterus terlepas dari vagina. Robekan yang terjadi dapat memanjangatau melintang.
 Penatalaksanaan Robekan vagina bagian dalam :
Eksplorasi dan Reparasi segera dengan cara Laparatomi.
(Dikutip dari : Cakul – Penghantar Ilmu Bedah Obstetri : www.geocities.com )

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGIS
TERHADAP Ny. F DENGAN POSTPARTUM HAEMORAGIC SEKUNDER
DENGAN ROBEKAN VAGINA BAGIAN DALAM
DI BPS KASIH IBU METRO


I.  PENGUMPULAN DATA DASAR
A.    Identitas
Nama Ibu        : Ny. Fitriyanti                                    Nama               : Tn. Nasrun
Umur               : 23 tahun                                Umur               : 25 tahun
Agama             : Islam                                     Agama             : Islam
Pekerjaan         : Ibu Rumah Tangga               Pekerjaan         : Wiraswasta
Suku                : Jawa                                      Suku                : Jawa
Pendidikan      : SMA                                     Pendidikan      : SMA
Alamat            : Jl. Seminung No.5                 Alamat            : Jl. Seminung No.5
                          Metro Pusat                                                     Metro Pusat

B.     Anamnesa
Dilakukan pada tanggal 28-07-2007 Pukul 16.00 WIB
  1. Keluhan Utama
Ibu dengan G1P1A0 Postpartum hari ke-3, Partus tanggal 25-07-2007 Pukul 10.00 WIB ditolong oleh Bidan mengeluh badannya terasa lemas. Sekarang ibu masih mengeluarkan banyak darah dari kemaluannya sampai berkali-kali ganti pembalut. Itu mengatakan nyeri atau sakit pada kemaluanya.

  1. Riwayat Persalinan
a.                     Kala I :           Berlangsung Pukul 05.00 WIB tanggal 25-07-2007. Pengeluaran pervaginam berupa blood slym, ketuban pecah spontan. Tidak didapati penyulit
b. Kala II         :   Bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala, jenis kelamin laki-laki, BB 3000 gram, PB 50 cm, bayi langsung menangis, tidak ada cacat bawaan, lahir normal tidak ada penyulit pada pukul 10.00 WIB. Pendarahan 50 cc
c. Kala III       :   Placanta lahir spontan, berat 500 gram, panjang tali pusat 40 cm. Placenta lahir pukul 10.20 WIB, jumlah perdarahan 150 cc, flish dan kotiledon lengkap
d. Kala IV       :   Pengawasan selama 2 jam berlangsung normal, kontraksi uterus baik, jumlah perdarahan 150 cc, ibu tampak letih
e.                     Lama Persalinan :
    Kala I sampai dengan Kala IV 7 jam 20 menit dengan jumlah perdarahan 150 cc

  1. Pola Kehidupan Sehari-hari
            a.       Nutrisi
                1.   Sebelum melahirkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar